A. Langka-Langkah Metode Certainty Factor dengan Penelusuran Backward Chaining
Terkadang orang pada umumnya tidak mengetahui jenis penyakit yang dialami maupun gejala dari penyakit yang diderita pasien karena minimnya informasi yang mereka ketahui. Oleh karena itu mereka harus pergi ke dokter untuk memeriksa penyakit yang dialaminya, dari itu membutuhkan waktu dan juga biaya. Untuk menyelasaikan masalah yang terjadi, di butuhkan suatu sistem yang mampu diakses secara cepat berdasarkan data yang telah di konsultasi yaitu data yang diambil dari beberapa sumber. Penerapan sistem pakar diagnosa penyakit Ditferi meliputi pengumpulan data gejala, data jenis difteri, dan pencegahannya.
Terkadang orang pada umumnya tidak mengetahui jenis penyakit yang dialami maupun gejala dari penyakit yang diderita pasien karena minimnya informasi yang mereka ketahui. Oleh karena itu mereka harus pergi ke dokter untuk memeriksa penyakit yang dialaminya, dari itu membutuhkan waktu dan juga biaya. Untuk menyelasaikan masalah yang terjadi, di butuhkan suatu sistem yang mampu diakses secara cepat berdasarkan data yang telah di konsultasi yaitu data yang diambil dari beberapa sumber. Penerapan sistem pakar diagnosa penyakit Ditferi meliputi pengumpulan data gejala, data jenis difteri, dan pencegahannya.
Dari permasalah yang dihadapi maka ada
baiknya jika dibangun sebuah sistem yang mampu mengelompokkan jenis difteri
yang diderita dengan memanfaatkan metode Certainty
Factor dengan penelusuran Backward
Chaining.
1.
Analisis Data Jenis Penyakit Difteri dan Gejala
Keberhasilan suatu sistem pakar
terletak pada pengetahuan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar
dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara
dan analisa lewat buku dikonversi kedalam sebuah tabel jenis penyakit difetri dan
gejala guna mempermudah proses peencarian solusi. Tabel jenis penyakit difteri dan
gejala ini digunakan sebagai pola pencocokan informasi yang dimasukkan oleh
pemakai dan basis pengetahuan.
Pada tabel jenis penyakit Difteri dan gejala terdapat dua
jenis yaitu yang
ditunjukan oleh K001, K002, K003,
K004 dan gejala yang ditunjukkan oleh G001, G002, ...G011. berikut ini adalah
tabel jenis difteri dan gejala yaitu pada tabel 3.1 yaitu tabel gejala dan jenis penyakit difteri.
Tabel 3.1 Jenis Penyakit Difteri Dan
Gejala
g/p
|
K001
|
K002
|
K003
|
K004
|
G001
|
x
|
|||
G002
|
x
|
x
|
||
G003
|
x
|
x
|
x
|
|
G004
|
x
|
x
|
||
G005
|
x
|
x
|
x
|
|
G006
|
x
|
x
|
||
G007
|
x
|
|||
G008
|
x
|
|||
G009
|
x
|
|||
G010
|
x
|
|||
G011
|
x
|
Keterangan Gejala Difteri :
G001 :
|
Terbentuknya lapisan tipis berwarna
abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
|
G002 :
|
Demam dan menggigil.
|
G003 :
|
Sakit tenggorokan dan suara
serak.
|
G004 :
|
Sulit bernapas atau napas yang
cepat.
|
G005 :
|
Pembengkakan kelenjar limfa pada
leher.
|
G006 :
|
Lemas dan lelah.
|
G007 :
|
Hidung beringus. Awalnya cair,
tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah.
|
G008 :
|
Mula-mula hanya tampak pilek,
kemudian sekret yang keluar bercampur darah
|
G009
|
Radang pada selaput lendir
|
G010
|
Kulit Tampak Kebiruan
|
G011
|
Luka mirip sariawan pada kulit
dan Vagina dengan pembentukan membran diatasnya
|
Keterangan Dari
Jenis Difteri:
P001: Difteri Hidung
P002: Difteri Furing dan Tomsil
P003 : Difteri
Laring dan Trankrea
P004 : Difteri
Cutaneous (Kulit)
3.2.3.
Analisa Contoh Kasus
Untuk sistem ini, tingkat kepastian sistem
terhadap kesimpulan yang diperoleh dihitung berdasarkan nilai probabilitas kerusakan
karena adanya evident/ gejala tertentu.
Penerapan perumusan tingkat kepastian, Kerusakan
Mesin Sulit atau Tidak Mau Hidup ditunjukkan
oleh gejala Saluran bahan bakar tidak lancar, Percikan Api pada Busi
lemah, Kompresi ruang bakar menjadi rendah, Hidup mesin tidak stabil, Busi
Basah . Seandainya diketahui dari pakar
mesin bahwa probabilitas kerusakan Mesin Sulit atau Tidak Mau Hidup adalah 0.03
P (Penyakit Difteri Huidung)
= 0.03
P (Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu
yang menutupi tenggorokan dan amandel) = 0.4
P (Hidung beringus. Awalnya cair, tapi
lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah) = 0.5
P (Mula-mula hanya tampak pilek, kemudian sekret
yang keluar bercampur darah) = 0.4
dengan
menganggap :
H : Penyakit Difteri Hidung
E1 :
Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu
yang menutupi tenggorokan dan amandel
E2 :
Hidung
beringus. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah.
E3 :
Mula-mula hanya tampak pilek, kemudian sekret
yang keluar bercampur darah
Nilai tingkat kepastian bahwa Difteri Hidung disebabkan oleh Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu
yang menutupi tenggorokan dan
amandel dihitung
oleh sistem:
MB
(H,E1) = (0.4 – 0.03) / (1-0.03)
= 0.37 / 0.97
= 0.381
MD
(H, E1) = (0.03 – 0.03) / (0 – 0.03) =
0
CF
(H, E1) = MB (H, E1) – MD (H, E1)
= 0.381 – 0
= 0.381
CF1 = 0.381
Dengan cara yang sama sistem
menghitung tingkat kepastian Difteri Hidung berdasarkan gejala Hidung beringus. Awalnya cair, tapi
lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah
MB (H, E2) =
(0.5 – 0.03) / (1-0.03)
=
0.47 / 0.97
=
0.484
MD (H,E2) =
0.03 – 0.03) / (0-0.03) = 0
CF (H, E2) MB (H,E2) = 0.484 – 0
=
0.484
CF2 =
0.484
Tingkat kepastian Difteri
Hidung
berdasarkan gejala Mula-mula hanya
tampak pilek, kemudian sekret yang keluar bercampur darah
MB (H, E3) = (0.4-0.03) /
(1-0.03)
= 0.37 /
0.97
= 0.381
MD (H,E3) = (0.03 – 0.03) /
(0-0.03) = 0
CF (H, E3) = MB (H,E3) – MD
(H,E3)
= 0.381 –
0
= 0.381
CF3 = 0.381
Dari ketiga perhitungan di atas, ketika sistem
menyimpulkan bahwa jenis penyakit
difteri yang dialami pasien adalah Difteri Hidung maka tingkat kepastiannya adalah
hasil perhitungan (5) berikut ini:
CFkombinasi (CF1, CF2,CF3) = CF (H,E1) + CF (H,E2) + CF (H,E3) +
(1-CF(H,E1)
CFk = CF(H,E1) +
CF(H,E2) (1-CF(H,E1)
= 0.381 + 0.484
(1-0.381)
= 0.619*0.484+0.381
= 0.3 + 0.381
CFk1 = 0.681
CFk2 = CFk1+ CF(H,E3) (1-CFk1)
= 0.681 + 0.381
(1-0.681)
= 0.319 * 0.381 + 0.681
= 0.121539 + 0.681
CFk2 = 0.803
CFk3 = CFk2+ CF(H,E3) (1-CFk2)
= 0.803 + 0.1 (1 -
0.803)
= 0.197 * 0.1 + 0.803
= 0.0197 + 0.803
CFk3 = 0.823
Hasil dari perhitungan rumus
menunjukkan bahwa nilai kepastian pasien
mengalami difetri hidung dengan tingkat kepastian 0.823
0 Response to "Perhitungan Manual Metode Certainty Factor - Backward Chaining"
Post a Comment